Minyak adalah bagian penting dalam pola makan kita. Tapi bagi penderita diabetes, tidak semua minyak diciptakan sama. Beberapa minyak bisa membantu menstabilkan kadar gula darah dan mengurangi peradangan, sementara yang lain justru memperparah resistensi insulin.
Mari kita bahas satu per satu:
Minyak yang Baik untuk Penderita Diabetes
1. Minyak Kelapa Murni (VCO)
- Mengandung: Medium Chain Triglycerides (MCT)
Manfaat:
- Membantu metabolisme lemak lebih cepat
- Menurunkan resistensi insulin
- Anti-inflamasi dan antibakteri alami
- Studi: Penelitian menunjukkan VCO dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi stres oksidatif pada penderita diabetes tipe 2 (Nevin & Rajamohan, 2006).
- Anda bisa mendapatkan VCO rekomendasi kami DI SINI.
2. Minyak Zaitun Extra Virgin (EVOO)
- Mengandung: Lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dan polifenol
Manfaat:
- Menstabilkan gula darah
- Menurunkan kolesterol jahat
- Melindungi jantung (komplikasi umum diabetes)
- Studi: EVOO terbukti menurunkan glukosa darah postprandial (sesudah makan) dalam beberapa studi klinis.
- Anda bisa mendapatkan zaitun rekomendasi kami DI SINI.
3. Minyak Alpukat
- Mengandung: MUFA, vitamin E, dan antioksidan
Manfaat:
- Mendukung kesehatan jantung
- Menurunkan tekanan darah dan peradangan
- Cocok untuk memasak suhu tinggi
4. Minyak Wijen
- Mengandung: Lemak tak jenuh, lignan, dan antioksidan
Manfaat:
- Menurunkan tekanan darah dan stres oksidatif
- Beberapa studi menunjukkan peningkatan kontrol gula darah saat digunakan sebagai minyak masak
5. Minyak Ikan (Fish Oil)
- Mengandung: Omega-3 (EPA dan DHA
Manfaat:
- Menurunkan trigliserida
- Meningkatkan sensitivitas insulin
- Mengurangi peradangan sistemik
- Anda bisa mendapatkan minyak ikan rekomendasi kami DI SINI.
Minyak yang Tidak Baik untuk Penderita Diabetes
1. Minyak Sayur Komersial (Vegetable Oil)
Contoh: Minyak jagung, minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak biji kapas
Alasan:
- Tinggi asam lemak omega-6 pro-inflamasi
- Memicu resistensi insulin dan peradangan kronis
- Umumnya sudah melalui proses rafinasi tinggi dan sering mengandung residu kimia pelarut seperti hexane
2. Minyak Canola (Canola Oil)
Alasan:
- Meski memiliki reputasi “sehat,” mayoritas canola oil di pasaran berasal dari tanaman hasil rekayasa genetika (GMO)
- Mengandung lemak trans tersembunyi akibat proses pemurnian
- Menurunkan sensitivitas insulin dalam jangka panjang jika dikonsumsi berlebihan
3. Minyak Kelapa Sawit RBD (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil)
Alasan:
- Mengandung senyawa hasil pemanasan tinggi yang bisa merusak pembuluh darah
- Bukan semua minyak sawit buruk, tetapi yang RBD (raffinasi tinggi) bisa mengandung kontaminan
- Dapat memperburuk profil lipid (kolesterol dan trigliserida)
4. Minyak Margarin dan Lemak Padat Nabati (Shortening)
Alasan:
- Mengandung lemak trans, yang sangat berbahaya bagi jantung dan meningkatkan resistensi insulin
- Sering digunakan dalam makanan olahan, kue pabrikan, dan gorengan
- Sudah dilarang di beberapa negara karena kaitannya dengan diabetes tipe 2 dan penyakit jantung
5. Minyak dari Biji Kapas (Cottonseed Oil)
Alasan:
- Salah satu minyak yang paling tinggi kandungan omega-6-nya
- Rentan teroksidasi saat dipanaskan
- Sering tercemar pestisida karena tanaman kapas bukan tanaman pangan, sehingga tidak mengikuti regulasi ketat
6. Minyak Goreng Bekas (Minyak Jelantah)
Alasan:
- Sudah teroksidasi, membentuk senyawa radikal bebas berbahaya
- Meningkatkan inflamasi sistemik dan memperburuk kontrol gula darah
- Mengandung akrolein dan aldehida toksik penyebab stres oksidatif dan kerusakan sel
7. Minyak Grape Seed (Biji Anggur)
Alasan:
- Sering dianggap sehat, padahal mengandung omega-6 sangat tinggi (hingga 70%)
- Cepat teroksidasi dan memperparah inflamasi jika tidak disimpan dengan benar
- Tidak direkomendasikan untuk pemakaian harian penderita diabetes
Tips Pemakaian Minyak Kelapa untuk Obati Diabetes / Kencing Manis
Minyak kelapa murni atau VCO selain baik dikonsumsi oleh penderita diabetes, ternyata juga bisa untuk pengobatan yang tidak kalah dengan obat kimia dan suntik insulin. Hasilnya bisa Anda lihat seperti contoh screenshot di atas.
Cara konsumsinya:
Untuk 3 hari pertama: VCO dikonsumsi 4×1 sdm sehari, yaitu pagi 1 sdm, siang 1 sdm, sore 1 sdm dan sebelum tidur malam 1 sdm. Bisa dikonsumsi setengah jam sebelum makan atau bisa juga 1-2 jam sesudah makan.
Di hari ke-4 dan seterusnya, berikut aturan konsumsi yang perlu Anda terapkan:
– Kadar gula darah di atas 300 mg/dl: Konsumsi 3×3 sendok makan sehari.
– Kadar gula darah sekitar 200 mg/dl: Konsumsi 3×2 sendok makan sehari.
– Kadar gula darah di bawah 200 mg/dl: Konsumsi 3×1 sendok makan sehari.
Semua di atas bisa dikonsumsi setengah jam sebelum makan atau 1-2 jam sesudah makan.
Jika dalam sebulan kadar gula darah normal terus, dosis bisa diturunkan jadi 2×1 sendok makan sehari dikonsumsi 1-2 jam sesudah sarapan dan sebelum tidur malam untuk menjaga kesehatan Anda.
Tapi perlu dicatat: Pastikan Anda minum VCO yang asli dan berkualitas tinggi supaya terapi Anda tidak sia-sia. Jaman sekarang karena persaingan harga, banyak beredar VCO yang KW terbuat dari minyak kelapa RBD (kena proses kimiawi) atau dioplos dengan minyak kelapa yang dipanaskan.
Jika Anda ragu-ragu dengan VCO di luar sana, Anda bisa memesan VCO rekomendasi kami yang sudah terbukti dengan testimoni-testimoni screenshot di atas dengan cara KLIK DI SINI.