Ada seorang pria yang cerita ke saya bahwa dia shock karena menerima hasil test lab yang menyatakan bahwa dia positif sifilis, padahal dari dulu sampai sekarang dia tidak pernah menderita penyakit tersebut.
Menerima hasil tes laboratorium yang menyatakan Anda positif terhadap Sifilis bisa menjadi momen yang sangat mengejutkan dan mengkhawatirkan bagi yang merasa baik-baik saja. Reaksi pertama tentu saja: Bagaimana mungkin? Saya tidak pernah menderita penyakit itu!
Jangan panik dulu. Dalam dunia medis, ada fenomena yang dikenal sebagai "positif palsu biologi"—situasi di mana tes menunjukkan hasil positif, tetapi infeksi atau penyakit yang dicari sebenarnya tidak ada. Khusus untuk Sifilis, fenomena ini, meskipun jarang, bisa terjadi.
Lalu, apa yang sebenarnya membuat hasil tes Anda "berbohong"?
Mengenal "Polisi" Antibodi dalam Tubuh Kita
Untuk memahami positif palsu, kita harus tahu sedikit tentang cara kerja tes Sifilis. Ada dua jenis tes utama:
Tes Non-Treponemal (VDRL/RPR): Tes skrining awal yang mencari antibodi non-spesifik yang muncul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh infeksi Sifilis. Tes ini sering memberikan positif palsu karena antibodi ini bisa juga muncul akibat Lupus, malaria, atau kehamilan.
Tes Treponemal (TPHA/TPPA): Ini adalah tes konfirmasi yang mencari antibodi spesifik yang dibuat tubuh hanya untuk melawan bakteri Sifilis (Treponema pallidum). Tes ini sangat akurat, namun di sinilah positif palsu yang membingungkan dapat terjadi.
Jika hasil TPHA Anda (yang sangat spesifik) positif, tetapi Anda yakin tidak pernah terkena Sifilis, maka pelakunya kemungkinan besar adalah reaksi silang.
Biang Keladi Positif Palsu: Reaksi Silang
Hasil positif palsu pada tes treponemal (TPHA) seringkali disebabkan oleh keberadaan antibodi yang sangat mirip dengan antibodi Sifilis, yang muncul karena infeksi atau kondisi lain. Inilah dua penyebab utama yang harus Anda ketahui:
1. Infeksi Treponema Non-Sifilis
Inilah penyebab positif palsu TPHA yang paling umum. Sifilis disebabkan oleh bakteri genus Treponema. Ternyata, ada bakteri Treponema lain (seperti T. pallidum sub-spesies yang berbeda) yang menyebabkan penyakit serupa, tetapi bukan ditularkan secara seksual.
Penyakit-penyakit ini, seperti Yaw (Yaws), Pinta, atau Bejel, adalah infeksi tropis yang langka di kota-kota besar, namun antibodi yang diproduksi tubuh untuk melawannya dapat bereaksi silang pada tes TPHA. Tes hanya melihat "antibodi Treponema" secara umum, bukan hanya yang disebabkan oleh Sifilis.
2. Penyakit Autoimun
Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, seperti Lupus Eritematosus Sistemik (SLE), dapat membuat tubuh memproduksi antibodi yang entah bagaimana meniru antibodi Sifilis. Antibodi ini kemudian memicu hasil positif pada tes Sifilis.
Jangan Panik, Lakukan Konfirmasi
Menerima hasil positif palsu Sifilis bisa menjadi sumber stres yang besar. Namun, hasil ini bukanlah akhir dari segalanya. Hasil positif hanya berarti antibodi Sifilis telah terdeteksi—ia tidak selalu berarti Anda menderita penyakit tersebut.
Langkah wajib Anda adalah:
Konsultasi dengan Dokter: Ini adalah langkah terpenting. Dokter akan melihat riwayat kesehatan Anda, gejala klinis, dan hasil tes lainnya.
Uji Konfirmasi Lanjutan: Dokter mungkin meminta pemeriksaan lain, atau membandingkan hasil TPHA Anda dengan hasil tes skrining (VDRL/RPR) untuk menentukan apakah infeksi tersebut aktif atau tidak.
Ingat, teknologi pengujian lab telah berkembang pesat, tetapi interpretasi akhir selalu kembali pada dokter yang memiliki gambaran lengkap kondisi kesehatan Anda. Jangan biarkan hasil tes yang membingungkan membuat Anda panik tanpa adanya konfirmasi klinis yang kuat.
