Obat Kimia Cemari Air Tanah, Obat Alami Jadi Alternatif


Masyarakat kini sudah sangat tergantung dengan obat kimia, namun dampak obat kimia terhadap lingkungan juga harus ikut diperhatikan. 

Biomolecular Pharmacology Expert Dexa Group Raymond Tjandrawinata, mengatakan perlu diingat bahwa ada dampak dari obat-obatan kimia. Misalnya mulai dari R&D Manufaktur, distribusi, konsumsi, bahkan hingga pengelolaan limbah, obat-obatan jenis ini memiliki dampak terhadap lingkungan. 

"Ada beberapa penelitian yang menemukan serapan obat-obatan dari makanan. Kedua, produk obat-obatan kimia dapat berada di air minum akibat pencucian ke air tanah," kata Raymond dalam Dialog T20 Indonesia 2022, Selasa (6/9). 

Menurutnya, perlu terobosan agar bisa mengelola air limbah dengan baik, sehingga paparan manusia terhadap obat-obatan bisa lebih rendah. Itulah gagasan tentang bagaimana obat-obatan sebenarnya tidak hanya dapat meningkatkan kelangsungan hidup manusia tetapi juga mengurangi paparan manusia dari limbah. 

Ia menyontohkan pada 2016 dari air yang terkontaminasi di Hyderabad, India. Hyderabad adalah bagian dari kota di India di mana banyak obat diproduksi namun memiliki masalah, yaitu kontaminasi yang berasal dari produksi dan sintesis produk dari obat-obatan ke dalam air tanah. 

Sementara di Indonesia juga memiliki masalah parasetamol, obat yang digunakan di Indonesia ini telah mencemari air di Teluk Jakarta. Farmasi memang sangat bermanfaat, tetapi juga mencemari lingkungan karena produksi dan konsumsinya. 

"Di Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat 3 terbawah negara enviromentally friendly. Apakah kita masih ingin mencemari lingkungan dengan limbah besar di obat-obatan? Ingatlah bahwa ekologi adalah sesuatu yang perlu kita jaga di masa depan," ucapnya. 

Ia menyampaikan Green Pharmacy atau fitofarmaka (obat alami) bisa menjadi alternatif yang sangat baik untuk sebuah negara, karena Green Pharmacy berasal dari bumi. Tidak hanya meningkatkan kesehatan dan gaya hidup masyarakat, tetapi juga meningkatkan keramahan lingkungan. 

Penggunaan fitofarmaka dapat mengurangi emisi NO dan meningkatkan bahan organik, menyesuaikan pH tanah, dan meningkatkan retensi air dan kapasitas menahan. 

"Ketika kita mengembangkan apotek, kita perlu memastikan produk kimia diturunkan dengan lebih banyak Green Pharmacy," jelasnya. 

Masalahnya, sebut Raymond, fitofarmaka perlu mengikuti proses modern dari penemuan obat, melalui pengujian pada hewan dan manusia. Jika tidak, Green Pharmacy tidak akan digunakan oleh dokter dan ditambahkan ke Pedoman praktik klinis. 

"Berbicara tentang Green Pharmacy, rantai nilai tidak hanya datang dari produsen, tetapi kembali ke awal yaitu petani untuk bahan baku," tuturnya. 

Sehingga jika berbicara Green Pharmacy dalam jumlah besar yang mendapatkan tidak hanya produsen, perusahaan, pasien dan dokter, tetapi juga para petani yang memiliki kemampuan menanam sesuai dengan praktik agrikultur yang baik. 


Peran Kita dalam Mendukung Obat Alami

Bersama Healindonesia, kita dapat mempromosikan penggunaan fitofarmaka (obat alami) sebagai alternatif yang ramah lingkungan. Fitofarmaka tidak hanya meningkatkan kesehatan kita, tetapi juga membantu mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

Ayo, bergabunglah dalam perjuangan untuk lingkungan yang lebih bersih dan kesehatan yang berkelanjutan! Dengan menyebarkan kesadaran dan mendukung pengobatan alami, kita dapat meraih masa depan yang lebih hijau dan lebih sehat untuk kita semua. Bersama, kita bisa membuat perbedaan. >> DONASI SEKARANG <<

Sumber: MediaIndonesia.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Follow MedisHolistik.com untuk rutin mendapatkan update artikel via email >> Follow Sekarang <<