Nampak Sepele, Ternyata Gejala Kanker Usus Awalnya Mirip Diare

Suka makan gorengan di pinggir jalan yang minyaknya dipakai berulang (minyak jelantah)? Atau gemar mengkonsumsi makanan diawetkan? Atau gemar mengkonsumsi makanan yang dibakar hingga hangus alias gosong? Kalau iya, waspadalah, kanker usus besar mengintai Anda.

Tak cuma itu, mereka yang gemar mengkonsumsi makanan yang dipanaskan dengan suhu tinggi dan sempat mengkonsumsi makanan terkena pestisida pun bisa menyebabkan kanker usus besar. Selain, itu pola makan yang kurang serat pun ikut memicu munculnya gangguan penyakit itu.

Seperti diketahui sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yang kita konsumsi. Nah, kanker usus besar ini terjadi karena banyaknya kontak antara zat karsinogen pada usus besar dalam jangka waktu lama.

Zat karsinogen ini merupakan zat yang bersifat racun yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Bila zat ini berada dalam usus besar, maka dapat memicu tumbuhnya sel-sel kanker pada permukaan usus dengan cara mengubah sel-sel normal menjadi sel-sel kanker.

Parahnya lagi, bahan makanan yang menjadi sumber karsinogen itu ada pada makanan yang diawetkan, makanan yang dibakar hingga gosong, makanan yang tak diolah dengan baik, makanan yang digoreng berulang dengan minyak jelantah, makanan yang terkontaminasi zat pestisida, dan sebagainya.

Yang terbaik, konsumsilah makanan yang banyak mengandung serat. Serat sangat membantu mencegah timbulnya kanker usus besar dan memperbesar volume feses dengan cara menyerap air. Bila volume feses makin cepat dan besar maka makin cepat pula dikeluarkan dari dalam usus kita dan bukan tak mungkin akan mendorong untuk buang air besar.

Jika sudah begitu, maka kemungkinan zat-zat karsinogen untuk kontak dengan usus besar pun tak begitu lama. Berarti pula, zat-zat beracun tak punya kesempatan hidup di dinding usus.

Gejala yang ditimbulkan pada kanker usus terkadang sulit diketahui karena gejala awalnya mirip sakit perut biasa seperti diare. Untuk itulah jangan abaikan diare atau sakit perut, jika sudah mencurigakan tetap harus menghubungi dokter.

Gejala umum yang mengikuti diare pada kanker usus adalah lelah, sesak napas waktu bekerja, dan kepala terasa pening. Selain itu timbul pendarahan pada rektum, rasa kenyang yang bersifat sementara, atau kram lambung serta adanya tekanan pada rektum.

Gejala lainnya, adanya darah dalam tinja, seperti terjadi pada penderita pendarahan lambung, polip usus, atau wasir. Selain itu, pucat, sakit pada umumnya, malnutrisi, lemah, kurus, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa.

Mengingat kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya sangat lambat, maka masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi. Sebaiknya deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun.

Dalam beberapa jurnal ilmiah kesehatan dipaparkan keberhasilan peneliti dalam menemukan obat kanker. Bahkan di antaranya dibuat dalam skala industri dan sudah dipasarkan.

Pada pertemuan ahli kanker American Society of Clinical Oncology baru-baru ini terungkap berbagai temuan tentang efek samping kemoterapi dalam pengobatan kanker. Selain itu, kemoterapi juga merupakan usaha sia-sia bagi penderita kanker stadium lanjut.

Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal American Cancer Society, memperlihatkan adanya tren yang berbeda mengenai kematian akibat kanker ini, di beberapa belahan dunia. Kematian pada kelompok wanita di negara berkernbang seperti halnya Indonesia, ternyata lebih banyak dibandingkan dengan di negara maju. Padahal, para peneliti pada awalnya sangat yakin bahwa kasus kanker di negara berkembang akan lebih rendah, mengingat kondisi lingkungan dan kualitas makanan dan minumannya dianggap lebih baik.

Di bawah ini ada beberapa jurus atau strategi yang mudah-mudahan bisa mencegah keterpaparan kita dari penyakit maut tersebut.

Pertama, menghindari merokok. Bagi mereka yang sudah kecanduan merokok rasanya sulit sekali untuk menghindari dari aktivitas yang tidak menguntungkan dan pemborosan itu.

Menurut para ahli epidemiologi dari Intitute of Cancer Research School of Hygiene and Tropical Medicine di London, dimana mereka telah melakukan penelitian selama 50 tahun, ternyata merokok adalah penyebab utama kanker.

Merokok tidak hanya menyebabkan kanker paru-paru, tapi juga meningkatkan risiko mengidap kanker lainnya seperti kanker lambung, serviks, pankreas dan ginjal. Prof. Julian Petto, yang jadi komandan penelitian itu menyatakan sekitar 60% dari semua kematian kanker, karena merokok.

Kedua, hindari kegemukan. Kegemukan menempati urutan kedua sebagai pemicu kanker. Kegemukan/obesitas atau juga disebut kelebihan kalori, adalah kondisi saat tubuh cenderung menyimpan kalori, ketimbang membakarnya.

Kegemukan & kanker
Menurut International Agency for Research on Cancer, kasus kanker yang terkait dengan masalah kegemukan pada pria, yang terbanyak kasusnya adalah kanker ginjal sekitar 25,5 %, kanker empedu 24,8%, kanker usus besar 11,1% dan kanker prostat sekitar 4,4%. Sedangkan pada wanita adalah kasus endometriosis sekitar 39,3%, kanker ginjal 24,5%, kanker empedu 23,7%, kanker usus besar 10,7% dan kanker payudara 8,5%.

Ketiga, banyak makan makanan berserat. Serat dalam makanan, memegang peranan penting di dalam tubuh sebagai pembawa zat lain seperti protein, lemak dan karbohidrat. Ketika seseorang mengurangi serat, maka serat akan mengikat asam empedu di usus kecil, untuk kemudian dikeluarkan bersama dalam feses.

Dengan demikian, ketika mengkonsumsi serat maka akan menyebabkan pengeluaran asam empedu menjadi lebih besar dibandingkan dengan keadaan normal, hal ini disebabkan kolesterol dalam hati akan digunakan terus-menerus untuk menghasilkan asam empedu yang hilang bersama feses yang diikat oleh serat larut tadi.

Keempat, perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan. Banyak sudah penelitian menunjukkan bahwa aneka sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi secara rutin dalam jumlah yang cukup akan mengurangi risiko terserang kanker.

Para peneliti di Pusat Riset Kedokteran Perancis, menjelaskan bahwa buah apel, bisa menangkal kanker usus besar, karena mengandung zat aktif yang disebut procyanidin. Zat ini merupakan salah satu senyawa dari golongan polyphenol, dimana zat ini bekerja dengan cara mengatur sinyal yang mengontrol proses penting, dimana sel-sel melakukan "bunuh diri" pada akhir masa hidup alaminya. Pada sel-sel kanker, proses ini tidak terjadi dan sel-sel itu membelah diri di luar kendali dan membentuk tumor.

Kelima, hindari radiasi matahari. Manusia dan makhluk hidup lainnya, pastilah akan musnah di muka Bumi jika tidak ada sinar matahari yang dengan setia setiap hari menyinari Bumi kita yang sudah rusak ini. Tapi di balik kesetiaan matahari sebagai kawan hidup kita, ternyata matahari juga menyimpan sebuah petaka, jika kita serampangan memanfaatkannya.

Lapisan ozon yang kian rusak dan bolong-bolong, tentunya sebagai salah satu pemicunya, agar kita tidak terlalu sering terpapar sinar matahari yang tidak tersaring itu, sehingga bisa membahayakan bagi kulit kita. Sinar ultra violet yang menembus tubuh kita setiap hari, berpotensi untuk terjadinya kerusakan sel-sel kulit.

Baca juga: Sinar Matahari yang Paling Sehat adalah Siang Bukan Pagi

Keenam, hindari alkohol. Mereka yang hobi minum-minuman beralkohol berisiko terkena kanker hati dan mulut. Penelitian yang dipimpin oleh Thomas A. Sellers dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, AS, terhadap para wanita yang sering minum alkohol dengan asupan vitamin B kompleks yang rendah, ternyata telah meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

Pascamenopause
Alkohol dalam tubuh akan diubah menjadi acetaldehyde yang sangat karsinogenik (pemicu kanker). Penelitian yang melibatkan 34.000 pascamenopause dan juga mengukur diet serta gaya hidupnya, selain kebiasaannya meminum vitamin. Ternyata setelah 12 tahun, 1.600 di antaranya mengidap kanker payudara.

Wanita yang minum alkohol setiap hari tapi dibarengi dengan konsumsi vitamin B dosis tinggi, mempunyai risiko yang sama dengan kelompok wanita yang hanya sesekali saja minum alkohol, tapi tidak pernah mengonsumsi vitamin B.

Ketujuh, kurangi makanan yang dibakar dan digoreng. Daging yang di panggang terlalu matang dapat memicu kanker, khususnya pada bagian yang gosong. Daging yang di panggang melebihi suhu 400 derajat Celcius maka proteinnya akan berubah menjadi zat karsinogenik dan merupakan pemicu kanker usus besar, payudara dan prostat.

Baca juga: Memanggang Yang Benar Itu Lebih Sehat Dibandingkan Merebus dan Menggoreng

Kedelapan, perbaiki pola makan dan hidup seimbang. Sepertiga kematian akibat kanker berhubungan dengan pola makan yang buruk.

Tak ingin terjangkiti kanker usus besar? Yuk, deteksi dini! (fn/tl/sk)

Sumber: www.suaramedia.com

 

PS: Butuh paket terapi alami untuk obati berbagai macam kanker, tumor, kista atau mioma? Silahkan Anda klik DI SINI.

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Follow MedisHolistik.com untuk rutin mendapatkan update artikel via email >> Follow Sekarang <<