Seri Berpikir Holistik: Bagaimana Ananopathy Memandang Sains dan Penelitian Ilmiah

Kenapa Ananopathy (salah satu cabang medis holistik modern) membahas tentang sains adalah karena banyak orang menganggap bahwa pengobatan tradisional dan pengobatan kuno bukanlah sains serta dianggap minor daripada pengobatan medis konvensional.

Selain itu, banyak orang menganggap bahwa sains itu HANYA berhubungan dengan teknologi modern yang memakai peralatan modern saja, padahal sains tidak harus memakai peralatan modern saja.

Saya khawatir, kalau masyarakat (termasuk praktisi kesehatan) tidak memahami arti sains, maka semua pengobatan alternatif dan holistik tidak akan dianggap sebagai suatu sains.

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11).

Note: Lihat pengertian sains di link http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_alam

Disini saya tidak akan membahas semua sains, tapi hanya sains medis (pengobatan) saja.

Jadi apakah metode pengobatan kuno yang sudah ada sejak dahulu kala bukan sains? Tidak. Semua metode pengobatan yang dibuat oleh manusia di segala masa (dulu, sekarang, dan yang akan datang) disebut sebagai sains.

Sains itu sendiri punya beberapa level dan jenis. Kalau di lihat dari segi kecanggihan, ada yang namanya sains kuno dan sains modern. Dilihat dari segi ras, ada yang namanya sains manusia, sains malaikat, dan sains makhluk cerdas lainnya yang tidak banyak dikenal, apalagi sains Tuhan.

 

Sains Tidak Hanya Dimiliki Oleh Manusia

Saya tadi menyebutkan bahwa ada sains makhluk cerdas lainnya termasuk sains malaikat dan sains Tuhan.  Ya benar, sains tidak hanya dimiliki oleh manusia, tapi juga makhluk lainnya dan Sang pencipta. Kalau Tuhan tidak memiliki sains atau bahkan menciptakan sains, maka Ia tidak bisa menciptakan kita dan makhluk lainnya!

Anda tentu pernah mendengar ada dukun atau cenayang yang memakai bantuan roh atau makhluk halus tertentu untuk melakukan penyembuhan dan pekerjaan lainnya. Dalam kasus penyembuhan, makhluk-makhluk ini memiliki metode penyembuhan yang berbeda-beda. Ada yang memakai teknik manipulasi energi, totok meridian, hypnosis, dan herbal. Bahkan, ada banyak sains pengobatan manusia sebenarnya berasal atau diajarkan oleh makhluk-makhluk cerdas ini.

Mungkin Anda bertanya-tanya apa yang saya maksud dengan mahkluk cerdas lainnya. Mereka di beberapa suku dan bangsa ada yang menyebutnya sebagai roh penjaga, arwah leluhur, dewa-dewi, malaikat, jin, dan roh jahat (setan, iblis).

Mungkin Anda berkata dalam hati, “Artikel apaan ini kok ngomongin takhayul dan hal-hal mistis?!” Eeitt, jangan salah. Jika Anda percaya adanya Tuhan, justru akan sangat aneh dan tidak masuk akal jika Anda tidak percaya akan keberadaan makhluk-makhluk ini.

Saya pribadi tinggal di Pulau Bali yang penuh dengan keberadaan magis, sehingga sering mendengar, melihat, dan punya pengalaman dengan fenomena supranatural dari makhluk-makhluk ini. Beberapa pasien saya ada juga yang sakit oleh karena ‘ulah’ mereka.

Jika Anda ingin lebih memperdalam ilmu pengobatan, adalah bijaksana jika Anda juga mengerti sains meta-fisika (cukup memahami, tidak harus menguasai dan jadi ahli). Sains meta-fisika ini tidak selalu berhubungan dengan praktek perdukunan. Doa, ritual, dan kepercayaan dari semua agama, adalah juga meta-fisika. Jadi boleh dibilang, Anda sendiri sudah mempraktekkan meta-fisika dalam kehidupan sehari-hari. Meta-fisika ini diajarkan di Gereja, Masjid, Pura, kuil, dan tempat peribadatan lainnya.

Nah, sekarang Anda tahu khan, apa itu sains serta tahu bahwa semua teknik pengobatan yang ada juga termasuk sains, tapi berbeda jenis dan tingkatan saja.

 

Kehebatan Suatu Sains Tidak Dilihat dari Penampilan Luarnya Tapi dari Hasilnya

Banyak orang menganggap bahwa pengobatan medis konvensional yang memproduksi obat-obatan sintetis dengan peralatan canggih, mendiagnosa dengan peralatan lab modern, serta memakai operasi yang rumit adalah sains pengobatan yang PALING HEBAT. Sedangkan pengobatan holistik tradisional maupun modern dianggap sebagai sains yang KALAH HEBAT. Pandangan ini sebenarnya salah karena kehebatan suatu sains tidak dilihat dari penampilan luar dan harganya (peralatan yang terlihat canggih dan rumit), tapi dari hasilnya.

Saya berikan contoh: para dokter yang memakai sains medis konvensional walaupun belajar bertahun-tahun dan memakai peralatan paling canggih, tetap saja tidak bisa menyembuhkan AIDS, diabetes, kanker stadium lanjut, dan gagal ginjal. Sedangkan para dokter yang memakai sains medis holitik dan alternatif, hanya belajar tidak sampai setahun, memakai bahan alami, dan peralatan seadanya, namun bisa menyembuhkan AIDS, diabetes, kanker stadium lanjut, dan gagal ginjal.

Note: pengertian menyembuhkan yang dipakai adalah pengertian universal, bukan pengertian yang biasa dipegang oleh agama. Penyembuhan itu dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor Tuhan dan faktor manusia. Jadi disini kita memakai istilah penyembuhan dari sisi faktor manusianya.

OK, kita coba bahas bagaimana sains medis konvensional dan sains medis holistik ketika menangani kasus diabetes.

Seperti Anda tahu, SEMUA sekolah kedokteran medis konvensional mengajarkan bahwa diabetes itu tidak bisa disembuhkan. Walaupun Anda sudah di tingkat professor sekalipun, Anda tetap tidak akan sanggup menyembuhkan diabetes dengan sains ini, padahal medis konvensional memakai peralatan sangat canggih, obat kimia dan insulin yang harganya cukup mahal. Jika ada gangren (luka yang terus membusuk) akibat diabetes, solusi sains medis konvensional adalah mengamputasi organ yang menderita gangren tersebut.

Jadi ketika Anda membawa pasien diabetes ke dokter medis konvensional, pasien tersebut TIDAK AKAN pernah sembuh, bahkan bisa bertambah parah karena efek samping obat kimia dan insulin yang dikonsumsinya serta beresiko kehilangan kaki atau tangan ketika muncul gangren.

Bagaimana dengan sains medis holistik? Medis holistik tradisional maupun modern mengajarkan murid-muridnya bahwa diabetes itu bisa disembuhkan, bahkan tanpa perlu obat kimia, insulin, serta amputasi organ (jika ada gangren). Tahukah Anda apa yang dipakai sebagai metode penyembuhannya? Anda akan takjub setelah membaca kutipan artikel yang saya ambil dari Trubus …

.

MINYAK PERAWAN GERUS DIABETES

Sambil duduk, wajah Nur Hidayat meringis kesakitan. Kedua tangannya terus-menerus mengusap kaki sebelah kanan yang mengalami kejang hebat. Kejadian 10 tahun silam saat bertugas di Nanggroe Aceh Darussalam itu menoreh luka dalam. Sejak itu ia divonis mengidap Diabetes mellitus. Obat kimia penetral gula darah pun berubah menjadi istri kedua. Namun, sejak rutin mengkonsumsi virgin coconut oil (VCO) 4 bulan lalu, Nur Hidayat bercerai dengan obat penetral glokusa. Gula darahnya pun tetap ajek di bawah 200 mg/dl.

Medio 1995, Nur Hidayat baru saja usai memimpin rapat. Saat berjalan menuju ruangan kerja tak ada keluhan apapun yang menimpa. “Tak lama setelah duduk tiba-tiba kejang itu datang,” paparnya. Sebelurnnya memang sudah ada perasaan mudah lelah dan letih. Nanum hal itu dianggap lumrah. Maklum aktivitas ayah 4 putra itu memang luar biasa. Sebagai direktur produksi PT Pupuk Iskandar Muda, ia mesti memimpin banyak rapat yang menguras pikiran.

Hingga harus diangkut ke Rumah Sakit PT Pupuk Iskandar Muda pun tak terbersit dalam pikiran Nur Hidayat akan terkena diabetes. “Saat itu saya pikir hanya efek dari kecapaian saja,” ujar alumnus 1964 jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung itu. Tak disangka setelah menjalani general chek up, gula daralmya menunjukkan angka 460 mg/ dl. Padahal, normalnya nilai itu berkisar 120-140 mg/dl.

Berdasarkan rekam medis yang diperoleh, Nur Hidayat mencoba mencari tahu penyebab diabetes. Dari basil lacakan ternyata keluarga dari pihak ayah memiliki riwayat penyakit gula itu. Kemunculan diabetes pada diri kelahiran 4 November 1935 itu selain keturunan juga diduga dipicu oleh stres dan kebiasaan meminum teh terlalu manis. “Orang Aceh kalau menjamu tamu dengan teh manis, gulanya bisa sampai setengah dari isi gelas,” tuturnya.

 

Mencoba Jamu

Sejak vonis dijatuhkan mulailah hari-hari Nur Hidayat diisi dengan mengkonsumsi obat kimia penetral guladarah. la pun mesti rajin mengatur diet makan dan berolahraga untuk menekan kadar gula darah . Sebenarnya diabetes mudah diobati dan mudah kambuh. Namun, bagi penderita diabetes yang terpenting harus menghindari stress,” ujar dr Gradelina, ahli obat tradisional di Kembangan, Jakarta Barat.

Karena salah satu faktor pemicu itu pula akhirnya suami Dewi Kuraisin diputuskan meletakkan jabatan direktur produksi. la beralih mengisi posisi sebagai direktur Penelitian dan Pengembangan PT Pupuk Sriwijaya di Palembang, Sumatera. “Rasa stress jadi lebih mudah terkendali karena beban kerja tidak seberat sebelumnya”, ujarnya.

Meski demikian rasa takut tetap melanda diri kakek 8 cucu itu. Sebelum vonis diabetes hinggap, ia pun pernah memiliki riwayat penyakit jantung tahun lalu. “Kata dokter ada penyumbatan di arteri halus pada dua tempat,” tuturnya. Meski tak harus menjalani operasi jantung, tapi kombinasi 2 penyakit yang dideritanya membuat ia harus lebih waspada. Selama bertahun-tahun mengkonsumsi obat dokter, kadar gulanya ajek 200-250 mg/dl. Meski praktis tidak ada keluhan, anak tunggal H. Muhammad di Bogor itu pun mencoba pengobatan alternatif. Dari informasi kerabat, ia mencoba mengkonsumsi jamu asal Yogyakarta. Jamu yang memilki kandungan tanaman Andrographis folia, Alstoniae cortex, Leucaena glaucafrusctus dan Phaseoli radiati itu banyak membantu mengusir rasa lelah yang tiba-tiba datang.

Jamu berbentuk butiran sebesar ujung kelingking orang dewasa itu harus ditelan Nur Hidayat 45 butir sehari. “Kombinasi obat dokter dan tradisional memang cukup bagus, tapi timbul efek lain sepert sulit buang air besar,” paparnya. Efek itu dirasakan cukup menganggu terutama saat menjalani aktivitas baru setelah pensiun sebagai konsultan.

 

Virgin Coconut Oil

Malang tak dapat ditolak saat mencari alternatif kesembuhan diabetes, memasuki medio 2001, penyakit jantung Nur Hidayat kambuh kembali sepulang dari Sulawesi Selatan. Saat berjoging pagi mendadak kepala Nur Hidayat terasa berkunang-kunang. Badan lemas sekali dan susah bernapas,” ujarnya. Setelah menjalani cek di rumah sakit Pondok Indah, penyumbatan jantung sudah menyerang arteri utama. Ketika itu pun gula darahnya melonjak menyentuh angka 350 mg/dl.

Operasi balon jantung untuk membuka sumbatan dijalani Nur di rumah sakit hingga 2 minggu. “Diabetesnya bisa turun setelah dibantu obat penetral glukosa,” ujarnya. Rupanya penyakit itu. kambuh setelah pemilik PT Pasaman Suparman Chemical Eng di Jakarta itu, melanggar pantangan: mengkonsumsi udang dan minum manis terlalu banyak.

Setahun berlalu, kerja jantung Nur Hidayat sudah membaik. Namun, ketergantungan pada obat diabetes selama 9 tahun membuatnya lelah. “Saya sampai mencari-cari dari internet,” ujarnya. Beruntung di salah satu situs menyebutkan jika VCO dapat membantu mengatasi penyakit kekurangan hormon insulin itu.

Sejak November 2004 Nur Hidayat mulai mencari-cari penyedia VCO. “Saat itu dapat 1 botol, tapi setelah diminum kok rasanya agak tidak enak. Tidak sesuai yang disebutkan di situs,” paparnya. Setelah bertanya ke sana-kemari, penggemar golf itu mendapatkan minyak yang diinginkan dari seorang penjual VCO di Cilandak, Jakarta Selatan. “Rasanya enak, saya minum. sehari 3 kali masing-masing 2 sendok makan,” katanya.

Setelah rutin meminum selama seminggu, obat dokter pun ditinggalkan. Dua hari tidak meminum obat dokter, kadar glukosa darahnya tak bergeser dari angka 200 mg/dl. Malah sebulan kemudian setelah mengetes memakai alat Glucose Test Accu Chek Advantage II diperoleh kadar glukosa sudah mendekati angka 160 mg/dl. “Badan jadi lebih enak. Herannya penyakit sulit buang air besar pun hilang,” ujar pria bersahaja itu gembira. (Dian Adijaya S)

Sumber: Trubus 426 – Mei 2005/xxxvi hal 42-43

 

Dari artikel Trubus di atas, diceritakan bahwa rahasia kesembuhannya adalah rutin konsumsi VCO dengan dosis tertentu. Sains yang memakai teknik sederhana ini bisa merubah hidupnya, padahal VCO harganya murah dan mudah didapat di apotek atau toko obat cina terdekat. Namun pastikan VCO yang Anda beli adalah asli dan berkualitas, supaya terapi yang Anda lakukan tidak sia-sia. Anda bisa melihat contoh VCO asli dan berkualitas serta memesannya DI SINI.

Baiklah, kita coba contoh kasus lainnya yang saya kutip dari buku kesaksian suatu perusahaan suplemen. Kasus kedua ini lebih berat dari yang di atas dimana ada komplikasi gangren parah.

 

SEMBUH DARI DIABETES DAN TIDAK JADI AMPUTASI KAKI

Rohaya (56 tahun), Palembang

Karena luka di kaki Ibu Rohayah, 56 tahun, tidak kunjung sembuh, ia berobat ke dokter sekitar bulan Oktober 2005. Dari situ diketahui bahwa ia mengidap diabetes melitus.

“Awalnya terdapat penebalan kulit di telapak kaki kanan saya yang cukup mengganggu. Lama-kelamaan kulit tersebut terasa nyeri dan membentuk bisul. Saya lalu memeriksakan diri ke dokter. Setelah satu minggu diobati, bisul tersebut belum juga sembuh malah mengeluarkan cairan yang berbau kurang sedap. Saya lalu berobat ke dokter lain. Pemeriksaan kadar gula menunjukkan angka 400 mg/dl. Dokter menyatakan saya mengidap Diabetes Melitus (DM).

Dokter langsung memberikan obat, menganjurkan untuk diet, dan menjaga kebersihan luka. Seminggu kemudian, luka belum juga sembuh. Malah dipunggung kaki saya tumbuh bisul berwarna kehitaman dan kulit disekitarnya mengeluarkan nanah yang berbau busuk.

Sebelumnya berat badan saya menyusut, nafsu makan bertambah, sering haus dan buang air kecil. Namun, saya tidak mengetahui bahwa itu semua adalah gejala awal DM sehingga saya mengabaikannya.

Semakin hari luka di kaki semakin membusuk, kondisi fisik saya pun menurun. Akhirnya, keluarga sepakat membawa saya ke salah satu rumah sakit di Palembang. Pemeriksaan kadar gula darah saya menunjukkan 500 mg/dl. Saya dirawat seminggu di rumah sakit, diberi antibiotik dosis tinggi, dan luka dikompres dengan antiseptik. Tapi kondisi fisik saya justru menurun. Saya mengalami demam tinggi, badan lemas, dan kurang nafsu makan. Luka di kaki saya tambah membusuk dan menjalar ke betis. Baunya pun tak tertahankan.

Dokter mengatakan bila luka tersebut semakin menjalar dan tidak sembuh, pilihan terakhir adalah amputasi. Namun saya tidak mau kehilangan anggota badan, lebih baik tetap utuh, walaupun beresiko infeksi tambah meluas. Pengobatan DM dilanjutkan dengan rawat jalan dan injeksi insulin dengan dosis 3×15 ui setiap hari sebelum makan.

Seorang perawat rumah sakit memperkenalkan saya pada dr. Hendarmin. Beliau menyarankan saya untuk mencoba produk High-Desert. Selanjutnya, saya mengkonsumsi produk HD Clover Honey, HD Royale Jelly Liquid, dan HD Bee Propolis, ditambah dengan HD Propolis Cream untuk dioleskan pada luka. Setelah tiga hari, tubuh saya lebih segar, jarang demam, dan nafsu makan membaik.

Selama lebih 3 bulan mengonsumsi dan memakai produk HD, luka yang terbuka mulai menutup dan nanahnya mengering. Di sebagian tempat di kaki kembali tumbuh jaringan daging segar, peradangan mulai berkurang, dan jari telunjuk kaki kanan yang tadinya menghitam sudah tumbuh jaringan baru. Kondisi fisik saya membaik dan kaki saya batal diamputasi. Gula darah saya juga berangsur turun menjadi 238 mg/dl pada pemeriksaan 5 November 2005 dan 94 mg/dl pada pemeriksaan terakhir, 17 November 2005.”

Wow, sungguh penyembuhan yang luar biasa. Andaikata Ibu Rohana yang memberikan kesaksian di atas tetap mengikuti anjuran (atau protokol) dalam sains medis konvensional di rumah sakit tersebut, tentu beliau sudah kehilangan kakinya dan berikutnya meninggal dunia (karena kondisinya makin parah ketika diberikan pengobatan standar medis konvensional).

Namun syukurlah, Ibu Rohana telah bertemu dengan seorang dokter yang memiliki sains medis holistik dan memberikan produk-produk alami dari perlebahan. Teknik dari sains ini mudah dilakukan, tidak ribet, tidak ada efek samping, plus benar-benar menyembuhkan. Dengan menerapkan sains medis holistik, Ibu Rohana akhirnya sembuh dari diabetes dan tidak jadi amputasi lagi.

 

Sains Medis Tertinggi Itu Bukan di Sekolah Kedokteran Konvensional

Ya, betul sekali. Saya harap dari penjelasan-penjelasan di atas cukup untuk membuat Anda mengerti bahwa Anda tidak akan mendapatkan sains medis hebat atau paling tinggi di sekolah kedokteran konvensional.

Anda harus mencarinya di luar dan belajar sains medis lainnya yang lebih ‘canggih’. Sains dengan tingkatan rendah sangat memungkinkan untuk ‘dibungkus’ dalam sebuah gedung sekolah. Sedangkan sains tingkat tinggi TIDAK MUNGKIN bisa dibungkus dalam sebuah gedung sekolah. Gedung yang dibuat manusia terlalu kecil untuk menyimpan sains ini. Satu-satunya yang bisa menyimpan sains tingkat tinggi ini adalah seluruh Alam Semesta. Belajarlah dari Alam maka Anda akan mendapatkan sains medis tingkat tinggi diluar batasan sekolah kedokteran konvensional!

 

Kehebatan Suatu Sains Bukan Dilihat dari Bukti Ilmiahnya

Makin luar biasa dan kompleks suatu objek, makin susah pula objek tersebut diteliti dan dijelaskan. Seperti kita ambil contoh: mujizat Tuhan. Tuhan memiliki sains tersendiri untuk menciptakan mujizat kesembuhan, jauh diluar kemampuan kita. Makin besar mujizatnya, makin susah pula kita meneliti dan menjelaskannya dengan kata-kata dan rumus teori.

Namun, bukan berarti mujizat itu tidak berkhasiat dan nyata walaupun kita tidak bisa meneliti dan menjelaskannya secara ilmiah. Kita tidak bisa mengilmiahkannya karena mujizat Tuhan jauh diluar batas kemampuan kita, yang boleh dikata, sains kita ini sangat-sangat primitif sekali dibandingkan sains Tuhan. Yang bisa menjelaskan ilmiahnya ini hanyalah Tuhan, bukan kita – manusia.

Jadi di holistik Ananopathy, Anda harus merubah paradigma lama dan menggantinya dengan paradigma baru, yaitu kehebatan suatu sains medis atau teknik pengobatan, bukan dilihat dari bukti ilmiahnya, tapi dari bukti nyata kemanjurannya. Anda juga harus memiliki paradigma bahwa makin hebat suatu sains atau teknik pengobatan, makin susah pula untuk membuktikannya secara ilmiah.

Ada banyak teknik-teknik pengobatan holistik yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah dan diteliti dengan ilmu pasti jaman sekarang, tapi bukti keberadaan dan kemanjurannya benar-benar nyata dan ada, seperti misalnya: teknik pernafasan, reiki, chikung, penyembuhan dengan iman, dan lainnya. Tapi jangan berkata bahwa teknik-teknik yang tidak bisa dijelaskan dengan bahasa ilmiah ini kalah hebat dengan obat kimia dan operasi, justru teknik-teknik ini berulangkali menunjukkan hasil yang lebih hebat dan aman daripada obat kimia dan operasi!

Namun sebenarnya sudah banyak juga teknik-teknik pengobatan medis holistik yang dilengkapi bukti-bukti penelitian ilmiah, jauh lebih banyak dan beragam dibandingkan medis konvensional. Anda bisa mencari informasi ilmiahnya di internet dengan mudah. Dengan demikian, tidak ada alasan lagi bagi komunitas medis konvensional yang berargumen bahwa mereka tidak mau mengakui dan memakai sains medis holistik karena kurangnya bukti penelitian ilmiah.

Beberapa contoh teknik pengobatan holistik yang sudah ada bukti ilmiahnya adalah terapi propolis, madu, ekstrak teripang, terapi vitamin C, terapi tanah liat, terapi urin, terapi VCO, dan lain sebagainya.

Anda tidak akan mampu menyembuhkan kasus-kasus tak tersembuhkan (misal: diabetes, gagal ginjal, dan AIDS) jika Anda berkutat terus di sains medis konvensional. Anda harus berani melangkah “keluar dari kotak”, berdoa kepada Tuhan memohon hikmat dan bimbingannya, dan mulai belajar dari Alam sekitar Anda (manusia, tumbuhan, hewan, sejarah, dan semua ilmu pengetahuan adalah bagian dari Alam yang luas).

Jika Anda menderita suatu penyakit maut yang di luar kemampuan sains medis konvensional, Anda harus beralih ke sains atau teknik pengobatan yang lebih tinggi. Tapi jangan menunggu penjelasan ilmiahnya dulu sebelum memakainya, karena pasti sudah “telat” dan Anda sudah meninggal duluan.

Anda harus memiliki pemikiran yang luas dan kerendahhatian, yang bisa menerima kenyataan bahwa ada banyak sains atau teknik pengobatan yang di luar pemahaman ilmiah kita, namun kedahsyatannya sungguh nyata dan lebih hebat. Namun untungnya, walaupun banyak teknik pengobatan yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah, kita masih bisa memakainya demi kesejahteraan kita.

Healindonesia, Dt. Awan (Andreas Hermawan)

 

PS: Ingin belajar lebih lagi tentang sains medis holistik? Silahkan Anda download ebooknya gratis DI SINI.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Follow MedisHolistik.com untuk rutin mendapatkan update artikel via email >> Follow Sekarang <<