Isolasi HIV Selama Ini Adalah Manipulasi

Banyak orang sudah tertipu dengan pemberitaan media massa yang menceritakan bahwa HIV telah terisolasi. Gambar HIV yang dari sejak publikasi AIDS pertama kali sampai dengan yang sekarang, sebenarnya merupakan manipulasi komputer dan sebagian lagi adalah manipulasi kultur dalam sebuah lab. 

Bukti ilmiah yang benar tentang HIV/AIDS itu sendiri tidaklah pernah ada. Pemanipulasian ini sudah dibeberkan di dua artikel weblog saya “Mitos HIV Sekitar Viral Load dan Sel T” dan juga "Dr. Stefan Lanka Membongkar 'Penipuan HIV'” tapi saya bahas lagi untuk benar-benar bisa meyakinkan Anda karena menghapus program “cuci otak” dari medis konvensional perlu diberikan penekanan yang berulang-ulang.

Sekarang mari kita simak sekilas berita dari kompas mengenai penemuan HIV/AIDS…

.


Akhir Drama Penemuan HIV

Persaingan Luc Montagnier dan Robert Gallo, dua penemu human immunodeficiency virus, virus penyebab AIDS atau acquired immune deficiency syndrome, berakhir sudah. Montagnier memperoleh Hadiah Nobel Kedokteran 2008 bersama asistennya, Francoise Barre-Sinoussi, sementara Gallo harus gigit jari. Mengapa begitu?

Dewan juri Hadiah Nobel Kedokteran di Stockholm, Swedia, sama sekali tidak menyebut nama Gallo dalam penjelasan mereka. Padahal, tanpa peran Gallo dalam menemukan interleukin-2 tahun 1975 dan teknik membiakkan kultur retrovirus manusia, Montagnier dan timnya di Institut Pasteur Paris tak akan berhasil menumbuhkan biakan HIV.

Ironisnya, Barre-Sinnousi justru pernah magang di laboratorium National Institute of Health (NIH) di Bethesda, Maryland, Amerika Serikat (AS), yang dipimpin Gallo. Tragisnya lagi bagi Gallo dan para ilmuwan AS, kasus-kasus pertama AIDS--yang waktu itu belum diberi nama AIDS, melainkan gay syndrome karena dilaporkan menjangkiti komunitas pria homoseksual--jutru ditemukan tahun 1981 di New York dan California.

Keputusan dewan juri Hadiah Nobel Kedokteran tahun ini memang agak aneh karena separuh hadiahnya diberikan kepada Harald zur Hausen yang meneliti HPV atau human papilloma virus, salah satu penyebab utama kanker leher rahim. Sementara Montagnier dan Barre-Sinoussi memperoleh separuh sisanya sehingga harus dibagi di antara mereka berdua. Dari besaran masalah yang ditimbulkannya, jelas HIV jauh lebih besar ketimbang HPV. HIV juga lebih serius dibanding bakteri Helicobacter pylori, penyebab tukak lambung dan tahun 1994 diakui WHO dapat menyebabkan kanker--yang tahun 2005 mengantar Barry J Marshall dan Robin Warren memperoleh Nobel Kedokteran.

Seharusnya Panitia Nobel Kedokteran memberikan penghargaan lebih awal dan secara utuh (tidak dibagi separuh kepada temuan virus lain) kepada Montagnier dan dua asistennya. Selain Barre-Sinoussi, sebenarnya peran Jean-Claude Chermann juga amat menentukan dalam penemuan lymphadenopathy-associated virus (LAV), nama awal HIV versi Montagnier. Dinamakan LAV karena virus itu dibiakkan dan diambil pada tanggal 3 Januari 1983 dari cairan kelenjar getah bening (limfa) yang membenjol di leher seorang perancang busana Paris bernama Frederic Brugiere. Pria homoseksual berusia 33 tahun ini mengaku melakukan hubungan seks sejenis dengan 50 orang pria dalam setahun, dan tahun 1979 ia berfoya-foya di kota New York.

Kependekan nama Brugiere, BRU, menjadi begitu terkenal dalam silang sengketa antara Montagnier versus Gallo karena sampel virus berkode BRU pernah dikirim oleh Institut Pasteur Paris ke laboratorium Gallo, dan ternyata oleh Gallo virus itu kemudian dibiakkannya dan tanggal 24 April 1984 diklaim sebagai virus penyebab AIDS temuannya. Waktu itu Gallo masih menamakannya HTLV (Human T Lymphotropic Virus) III karena menganggapnya masih serumpun dengan HTLV I dan II, dua tipe retrovirus penyebab leukemia yang ditemukannya menyusul kematian adik perempuannya akibat leukemia. Berkat publisitas yang gencar, masyarakat AS dan dunia waktu itu percaya bahwa penemu virus penyebab AIDS adalah Gallo dan timnya.

.

Sudah diramalkan

Dalam tulisan "Dua Kemenangan Montagnier" (Kompas, 5/1/1993) sudah diungkapkan betapa pada Mei 1983 Montagnier dan timnya sudah memublikasikan bahwa mereka berhasil mengisolasi LAV yang diduga menjadi penyebab AIDS di jurnal Science. "Tentu saja terjadilah pertarungan gengsi untuk memperoleh pengakuan dunia, siapa yang pertama kali menemukan virus penyebab AIDS. Karena bukan mustahil sang penemu nantinya akan memperoleh Hadiah Nobel bidang Kedokteran." Ramalan Kompas bahwa Montagnier dan timnya amat pantas memperoleh Nobel Kedokteran, sementara peluang Gallo justru sudah pupus (Kompas, 21/11/1993) terbukti benar!

Setelah tujuh tahun terjadi "duel transatlantik" (istilah majalah Time 20/5/1991), akhirnya memang Montagnier-lah yang dikukuhkan sebagai penemu HIV. Pengakuan itu justru diberikan oleh NIH, tempat Gallo bekerja. Gallo sendiri malah divonis Badan Integritas Riset (ORI) yang dibentuk Depkes AS melakukan manipulasi ilmiah (scientific misconduct). Namun, dalam pengadilan banding 12 November 1993, Gallo dinyatakan tidak bersalah oleh Panel Banding Integritas Riset (RIAP). Tak urung reputasi keilmuwanan Gallo sudah telanjur hancur.

Yang jelas, sejak awal praduga Gallo tentang HIV itu serumpun dengan HTLV I dan II yang menyebabkan limfosit berkembang liar menjadi leukemia sudah salah karena Montagnier dan timnya justru mengamati bahwa LAV atau HIV justru membunuh sel-sel limfosit yang diinfeksinya. Sel-sel inang itu terlihat "bunuh diri" atau lazim disebut fenomena aptosis.

Pelajaran yang dapat dipetik dari drama penemuan HIV adalah bahwa integritas ilmiah modal utama ilmuwan. Genius saja seperti Gallo ternyata tidak cukup. Namun, betapapun Gallo tetap berjasa, meletakkan anak tangga temuan teknik isolasi dan perbanyakan retrovirus sehingga Montagnier dan timnya dapat menapak anak tangga kemajuan ilmu berikutnya.

kompas.com, 8 Oktober 2008 [90]

.

Dari berita di atas, masyarakat akan langsung mengambil kesimpulan bahwa HIV benar-benar penyebab AIDS dan HIV telah berhasil diisolasi. Toh, ada buktinya yaitu penemunya mendapat Hadiah Nobel!?!

Tapi benarkah peraih Hadiah Nobel SUDAH PASTI BENAR? Mari kita telusuri lebih dalam lagi…

.

HIV YANG DIKLAIM OLEH GALLO DAN LUC MONTAGNIER ADALAH KULTUR YANG DIMANIPULASI

Etienne de Harven, MD, adalah seorang pensiunan Profesor Pathology University of Toronto. Ia telah menjadi anggota Sloan Kettering Institute (New York) dan ada dalam keanggotaan AIDS Advisory Panel yang diadakan oleh Presiden T. Mbeki di tahun 2000. Ia sangat ahli dibidang mikroskop elektron.

Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih detail tentang manipulasi isolasi HIV, Anda bisa mengkontak Harven langsung di pitou.deharven@wanadoo.fr

Harven mengemukakan bahwa sample HIV yang dikatakan berhasil diisolasi sebenarnya sama dengan virus “Friend” leukaemia. Kedua retrovirus tersebut, yaitu Friend leukaemia dan “sesuatu” yang diasumsi sebagai HIV sama-sama memiliki morfologi yang sama di bawah pengamatan mikroskop elektron. Keduanya memiliki diameter yang identik dan kepadatan yang sama.

Dalam penelitian Harven, tikus percobaan yang menderita Friend leukaemia memiliki level partikel viral tertentu dalam aliran darah mereka. Hal ini dulunya disebut sebagai “Viraemia“ [93], tapi kemudian disebut sebagai “Viral load“, dalam terminologi terkini. Hasil ilustrasi partikel viral yang ada pada tikus pecobaan adalah seperti gambar berikut:

Dalam gambaran mikroskop elektron ini, dapat dilihat populasi partikel virus yang serupa. Mereka semua memiliki diameter dan morfologi yang sama. Anda harus sangat cermat untuk bisa mengidentifikasikan secara khusus struktur virus yang ada dan juga membedakannya dari unsur partikel-partikel lainnya.

Harven menyatakan bahwa bahwa sampai sekarang ini, belum pernah ada yang sanggup menunjukkan keberadaan HIV melalui teknik isolasi yang sangat sederhana seperti ini., bahkan dalam sample darah Odha yang dikatakan viral loadnya tinggi.

Bukti mendasar akan keberadaan suatu virus ini tidak bisa diberikan oleh para ilmuwan manapun dalam konferensi AIDS di Pretoria, S.A., in May 2000 [94]. Tak satupun dari para ahli yang bisa mendemonstrasikan gambaran di atas asli dari pasien AIDS.

Beberapa tahun lalu, ada penawaran resmi $100.000 bagi siapapun yang berhasil mendemonstrasikan partikel HIV asli dari pasien AIDS berviral load tinggi. Namun sampai sekarang belum ada yang sanggup memenangkan uang tersebut. [95] Harven mengatakan bahwa teknik isolasi sederhana yang berhasil dilakukan pada tikus percobaan, seharusnya juga berhasil pada HIV, JIKA MEMANG HIV ITU BENAR-BENAR ADA!

Ada beberapa tanda yang bisa dijadikan landasan ilmiah akan kebenaran keberadaan suatu virus, yaitu: tanda fisik, biologis, dan tanda genetik.

.

Tanda Fisik

Lama diketahui bahwa retrovirus yang ada pada ayam, tikus, dan kucing semuanya memiliki bentuk dan kepadatan yang sama. Semuanya memiliki densitas atau kepadatan sukrosa 1.16 gm per ml [96]. Jika HIV dianggap sebagai retrovirus, kepadatan HIV juga harus sama dengan yang lainnya, yaitu 1.16 gm per ml.

Namun sudah lama diketahui sebelum adanya AIDS bahwa banyak fragmen dan partikel sel buangan juga memiliki kepadatan yang sama dengan retrovirus. [97, 98]Pengumpulan materi fragmen dan partikel sel buangan seperti ini tentu tidak bisa dikatakan sebagai isolasi retrovirus. Nah, pentingnya membedakan mana yang merupakan retrovirus dan mana yang hanya partikel sel buangan perlu dipertanyakan dalam konferensi yang diadakan di Paris, tahun 1973. [96]

Dan tahukah Anda bahwa hal pemisahan ini ternyata tidak ada dalam laboratorium Pasteur Institute tempat (yang katanya) “ditemukannya” HIV. [99] Sungguh ironis, media massa dan para ahli tergesa-gesa mengumumkan bahwa “telah berhasil ditemukan suatu virus baru dari hasil isolasi retrovirus” yang kemudian mereka sebut sebagai HIV!

.

Tanda Biologis

Dalam hal tanda biologis pun, bukti keberadaan HIV juga masih meragukan karena tanda biologis yang diasumsikan pada HIV sebenarnya juga dimiliki oleh partikel-partikel sel atau viral lainnya sebagai hasil dari kontaminasi adanya sel, virus, bakteri, partikel lain dalam satu kultur. [100, 101, 102]

Kultur Gallo dan Luc Montagnier, masih belum dimurnikan dari kontaminasi unsur-unsur lain yang dapat memalsukan tanda biologis suatu retrovirus. Terlebih lagi, kultur isolasi HIV mereka tidak dapat dibuktikan secara mikroskop elektron. [97, 98]


Tanda Genetik dan Pengukuran “Viral Load”

Pendekatan ini harus dilandasi 2 hal: Satu, harus berasal dari darah pasien dan dua, harus merupakan metode kuantitatif.

Namun seperti yang sebelumnya telah dijelaskan, demonstrasi visual dari mikroskop elektron, tidak pernah ada walaupun pada Odha yang berviral load tinggi. [94] Terlebih lagi, metode PCR juga masih diragukan dan Kary Mullis sendiri, himself, peraih Nobel karena penemuannya atas metode PCR, menolak metode ciptaannya untuk dipakai sebagai pengukuran kuantitatif viral load HIV. [103]


Penipuan dengan Manipulasi Gambar Komputer dan Manipulasi Kultur Lab

Selain tanda-tanda di atas dimana HIV tidak lulus test, semua gambar atau foto AIDS yang selama ini dipublikasikan, termasuk milik Gallo dan Montagnier, adalah manipulasi gambar computer. Foto asli dari mikroskop elektron adalah hitam putih, tapi foto-foto yang kita lihat selama ini berwarna-warni!

Nah, sekarang… masih yakinkah Anda bahwa HIV telah berhasil di isolasi. Isolasi HIV tidak akan pernah berhasil dilakukan karena HIV itu sendiri tidak pernah ada. Tidak mungkin mengisolasi sesuatu yang tidak ada!

Dalam tiap uji penelitian AIDS, kultur-kultur lab yang di uji adalah tercampur dan distimulasi tinggi.

Tercampur artinya kultur tersebut, seperti misalnya dari lab Gallo, mengandung limfosit dari seorang pasien dengan sel H9, yaitu suatu sel yang biasa diketahui sebagai pembawa retrovirus secara kronis (menahun). [104] Atau dalam kasus Pasteur Institute [99], limfosit yang berasal dari pasien diduga penderita AIDS tercampur dengan limfosit yang terisolasi dari darah plasenta dan ilmfosit ini sejak 1979 [105] telah diketahui sebagai pembawa retrovirus endogenous (retrovirus yang dihasilkan oleh tubuh sendiri).

Kultur-kultur ini juga telah distimulasi tinggi (sengaja dirangsang untuk bereaksi) dengan satu atau dua bahan aktif seperti misalnya phytohemagglutinin (PHA), T cell lymphocyte growth factor (TCGF), atau interleukin2, atau dengan hormon-hormon corticosteroid. Semua bahan-bahan aktif ini diketahui dapat mengaktifkan ekspresi retrovirus endogenous (HERV) yang sebenarnya hanya virus lemah.

Baca juga: Tips Mengobati HIV/AIDS dengan Minyak Kelapa Murni

Nah, reaksi aktif dalam kultur lab Pasteur Institute adalah hasil manipulasi stimulasi tinggi yang memakai PHA dan TCGF [99]. Kultur lab hasil manipulasi inilah yang diklaim sebagai “isolasi HIV”. Sungguh suatu penipuan!

Healindonesia, Dt. Awan, 16 Februari 2009

    .

    Untuk melihat artikel kontroversial lainnya tentang HIV/AIDS, silahkan Anda klik DI SINI.

    Jika Anda butuh pengobatan HIV/AIDS yang ringan, silahkan Anda klik DI SINI.

    Jika Anda butuh pengobatan HIV/AIDS untuk kasus yang berat dan kompleks, silahkan Anda klik DI SINI.


    Referensi:

    [90] http://kompas.co.id/read/xml/2008/10/08/22231489/akhir.drama.penemuan.hiv

    [91] http://www.neue-medizin.com/lanka2.htm

    [92] http://www.virusmyth.net/aids/data/mcinterviewsl.htm

    [93] de Harven E. Viremia in Friend murine leukemia : the electron microscope approach of the problem. Pathologie-Biologie 1965; 13 :125-134. See also : de Harven E., Pioneer deplores « HIV », Continuum 1997, vol 5 n°2, page 24.

    [94] de Harven E. Summary statement. Interim Report of the Aids Advisory Panel, Pretoria, SA, May 2000. Published by the South Africa Government, on April 4, 2001.

    [95] RusselA.. http://www.redflagsweekly.com/Thursdayreport/prize.html

    [96] Sinoussi F, et al. Purification and partial differentiation of the particles of murine sarcoma virus (M.MSV) according to their sedimentation rates in sucrose density gradients. Spectra, N°4, 1973, pp 239-243.

    [97] Bess JW et al. Microvesicles are a source of contaminating cellular proteins found in purified HIV-1 preparations. Virology 1997; 203 ;134-144.

    [98] Gluschankof P. et al. Cell membrane vesicles are a major contaminant of gradient-enriched human immuodeficiency virus type-1 preparations. Virology 1997; 230: 125-133.

    [99] Barré-Sinoussi F. et al. Isolation of a T-lymphotropic retrovirus from a patient at risk for asquired immune deficiency syndrome (AIDS). Science 1983; 220: 868-871.

    [100] Ross J et al. Separation murine cellular and murine leukemia virus DNA polymerases. Nature New Biology 1971 ; 231 :163-167.

    [101] Beljanski M. Synthèse in vitro de l’ADN sur une matrice d’ARN par une transcriptase d’Esscherichia coli. C.R. Acad. Sci 1972 ; 274 :2801-2804.

    [102] Varmus H. Reverse transcription. Sci. Am. 1987 ;257 :48-54.

    [103] Mullis K. « Dancing naked in the Mine Field ». Pantheon, 1998.

    [104] Dourmashkin RR et al. The presence of budding virus-like particles in human lymphoid cells used for HIV cultivation. VIIth International Conference on AIDS. Firenze 1992 :122.

    [105] Panem S. C type virus expression in the placenta. Curr Top Pathol 1979; 66: 175-189.

    Posting Komentar

    Lebih baru Lebih lama
    Follow MedisHolistik.com untuk rutin mendapatkan update artikel via email >> Follow Sekarang <<