Perbedaan Efek Samping dengan Proses Penyembuhan


Ada perbedaan antara efek samping dengan proses penyembuhan. Efek samping adalah suatu kondisi tidak nyaman yang muncul karena adanya kerusakan "sampingan" yang tidak diinginkan dari pengobatan yang diberikan. Selain itu, dikatakan efek samping jika suatu pengobatan justru menambah permasalahan kesehatan selain permasalahan utama.


Sedangkan proses penyembuhan ini ada 4 jenis, yaitu:

1. Proses penyesuaian tubuh, dimana tubuh menyesuaikan sistem metabolisme untuk bisa memanfaatkan pengobatan yang diberikan. Reaksi yang mungkin muncul berbeda-beda pada tiap individu, misal: pusing, mual, sakit perut.

Reaksi-reaksi tidak nyaman ini TERKADANG (tidak selalu) muncul pada orang yang belum pernah atau belum biasa mengonsumsi suplemen yang memiliki kandungan gizi sangat tinggi. Apa Anda pernah memperhatikan seseorang yang tidak pernah melakukan jogging 1 jam kemudian disuruh melakukannya? Apa yang terjadi pada orang tersebut setelahnya adalah ia pasti akan mengalami kaku otot dan jantung berdebar keras tak beraturan. Namun jika ia telah melakukan jogging berkali-kali selama lebih dari sebulan, sensasi tidak nyaman pada otot dan jantungnya akan mulai hilang, dan keduanya malah makin kuat.

Coba Anda bandingkan orang yang tidak biasa minum minuman keras dengan orang yang terbiasa dengannya. Orang yang terbiasa minum minuman keras, tidak akan mudah mabuk dibandingkan yang tidak biasa.

2. Proses penyerangan, dimana setelah menerima pengobatan, tubuh menyerang kuman atau sel tidak sehat di dalam tubuh. Jadi pengobatan yang dijalani telah meningkatkan sistem imun untuk melakukan “serangan militer” kepada para kuman dan sel-sel yang tidak sehat, misal: sel kanker. Di dunia nyata, yang namanya “peperangan” pasti meninggalkan “bekas-bekas perang” atau juga membuat suasana “memanas”. Nah, di dalam tubuh kita juga demikian. Jadi reaksi yang muncul bisa berupa demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, sakit perut, dan lainnya.

Contoh, untuk menyembuhkan kanker, terkadang sistem imun memutuskan untuk “membakar” sel-sel kanker sehingga kita merasakan demam yang sangat tinggi. Ini memang sangat tidak nyaman dan membuat kita khawatir, namun tubuh kita tahu apa yang harus dilakukannya. Setelah “perang” ini selesai, demam pun lenyap dan sel kanker telah musnah.

3. Proses detoksifikasi, dimana tubuh mengeluarkan racun atau zat-zat berbahaya dari dalam tubuh ketika/setelah menerima pengobatan. Reaksi yang mungkin muncul: batuk-batuk, pilek, demam, gatal-gatal, borok, banyak mengeluarkan keringat, sering BAK dan BAB.

Setelah melewati proses penyerangan, ada banyak sampah-sampah bekas “perang” dan tubuh akan memutuskan untuk membuang sampah-sampah ini keluar. Selain sampah-sampah bekas perang, seringkali ada juga sampah-sampah dari pola makan kita sehari-hari atau stress berkepanjangan. Nah, tubuh memiliki banyak jalur untuk membuangnya, yaitu membuangnya lewat:
  • mulut bisa berupa reaksi batuk-batuk dan muntah,
  • telinga dengan reaksi keluar kotoran telinga,
  • hidung dengan reaksi pilek,
  • mata dengan reaksi sering keluarnya kotoran mata berlebih,
  • kulit bisa berupa reaksi gatal-gatal, borok bernanah, dan keringat berlebih,
  • alat kelamin dengan reaksi sering buang air kecil, dan
  • anus dengan reaksi sering buang air besar atau diare.

Kita ambil contoh, seseorang yang banyak mengkonsumsi junk food, saluran pencernaannya telah kotor dan di beberapa dinding usus telah terjadi penyumbatan. Setelah orang ini mengkonsumsi herbal tertentu untuk memulihkan kesehatan pencernaannya, tubuhnya akan mengeluarkan reaksi detoks untuk mengeluarkan zat-zat kotor dalam pencernaan dan mengikis penyumbatan yang ada. Jadi orang tersebut akan merasakan perutnya seolah-olah “digocoh” sampai sakit, mual, dan diare.

4. Proses regenerasi, dimana setelah menerima pengobatan, tubuh menganti sel-sel lama dengan sel-sel baru untuk memperbaiki sel, jaringan atau organ yang telah rusak. Reaksi yang mungkin muncul: ganti kulit, badan lemas, dan mengantuk.

Proses regenerasi sangat diperlukan karena selesai proses penyerangan, pasti banyak sel-sel yang mati atau rusak. Regenerasi juga diperlukan pada kasus-kasus penyakit degeneratif atau kecelakaan.

Contoh: ketika patah tulang, kita konsumsi suplemen untuk mempercepat penyembuhan. Nah, tubuh pun akan bereaksi dengan rasa kantuk yang luar biasa supaya kita beristirahat total sehingga energi tubuh bisa difokuskan untuk regenerasi sel tulang, otot, dan sel lainnya yang rusak.

Proses penyembuhan yang terkadang menimbulkan reaksi tidak nyaman di atas, harus dialami oleh tubuh supaya tubuh bisa mengalami kesembuhan. Jika Anda merasakan reaksi tidak mengenakkan setelah menggunakan pengobatan alternatif, dan kemudian Anda menghentikan pengobatan yang diberikan, itu sama saja dengan menghentikan proses penyembuhan.

Suatu reaksi bisa dkatakan merupakan suatu efek samping apabila setelah melewati 3 hari, kondisi penderita MAKIN BERTAMBAH PARAH pada saat pengobatan diteruskan. Reaksi-reaksi negatif ini biasanya terlihat langsung pada saat penderita mengonsumsi obat-obatan kimia yang tidak cocok dengan tubuh.

Lain halnya dengan reaksi “tidak nyaman” pada proses penyembuhan, tubuh akan merasa tidak nyaman pada awalnya, tapi kemudian tubuh menjadi makin membaik dan akhirnya sembuh total ketika meneruskan pengobatan yang diberikan. Reaksi-reaksi tidak nyaman ini TERKADANG (tidak selalu) muncul pada orang yang belum pernah atau belum biasa mengonsumsi suplemen yang memiliki kandungan gizi sangat tinggi.

Ingat! Jika Anda mengalami reaksi tidak nyaman seperti ini, kemudian menghentikan pengobatan, itu sama saja dengan menghentikan proses penyembuhan. Jadi teruskan pengobatan alami Anda supaya bisa SEMBUH TOTAL. Tapi jika Anda tidak tahan dengan reaksi tidak nyaman yang ada, Anda bisa mengurangi setengah dari dosis sebelumnya.

Healindonesia, Dt Awan (Andreas Hermawan)



Lebih baru Lebih lama
Follow MedisHolistik.com untuk rutin mendapatkan update artikel via email >> Follow Sekarang <<