Kita sering menganggap tidur malam hanya sebagai waktu istirahat. Namun, bagi tubuh, tidur adalah waktu sibuk untuk perbaikan, reset sistem, dan—yang mengejutkan—perlindungan dari penyakit mematikan.
Penelitian ilmiah menunjukkan adanya korelasi yang mengkhawatirkan antara kebiasaan kurang tidur malam kronis dengan peningkatan risiko kanker payudara, terutama pada wanita.
Lantas, bagaimana ritual harian yang tampaknya sepele ini bisa memicu sel kanker? Jawabannya terletak pada medan pertempuran biokimia yang terjadi di dalam kegelapan.
1. Kurang Melatonin
Di tengah malam, ketika kita terlelap dalam kegelapan total, kelenjar pineal kita memproduksi hormon kunci: Melatonin.
Melatonin bukan hanya pengatur tidur; ia adalah antioksidan super dan penjaga sel yang memiliki sifat antikanker. Para peneliti menemukan bahwa melatonin dapat:
- Menghambat Pertumbuhan Tumor: Secara langsung memperlambat proliferasi (perkembangbiakan) sel-sel kanker payudara.
- Memicu Apoptosis: Membantu sel kanker melakukan bunuh diri terprogram.
- Memperbaiki DNA: Membantu tubuh memperbaiki kerusakan DNA yang menjadi cikal bakal mutasi sel kanker.
Studi Kunci: Kurang tidur atau, yang lebih signifikan, paparan cahaya di malam hari (seperti yang dialami pekerja shift atau mereka yang begadang dengan gawai) akan menekan produksi melatonin secara drastis. Hilangnya perlindungan melatonin inilah yang dipercaya membuka jalan bagi sel-sel abnormal untuk tumbuh tanpa hambatan.
2. Kelebihan Estrogen dan Kortisol
Kurang tidur tidak hanya mengurangi pertahanan (melatonin), tetapi juga meningkatkan serangan dari hormon lain.
- Estrogen Berlebih: Tidur yang tidak memadai dapat mengganggu regulasi hormon seks, menyebabkan peningkatan kadar Estrogen pada wanita. Kanker payudara yang paling umum adalah jenis Estrogen Receptor-Positive (ER+), yang berarti sel kankernya tumbuh subur dan merespons Estrogen. Estrogen berlebihan menjadi "pupuk" bagi tumor ini.
- Kortisol Tinggi (Hormon Stres): Begadang dan kurang tidur adalah bentuk stres fisik bagi tubuh. Hal ini memicu pelepasan Kortisol secara berlebihan. Kortisol yang tinggi dalam jangka panjang menyebabkan peradangan sistemik kronis dan menekan sistem kekebalan tubuh, menciptakan lingkungan ideal bagi sel kanker untuk lolos dari pengawasan imun.
3. Golongan Berisiko Tinggi: Pekerja Shift Malam
Salah satu bukti terkuat mengenai kaitan ini datang dari populasi Pekerja Shift Malam (PSM). Mereka adalah studi kasus alami tentang gangguan ritme sirkadian kronis.
Beberapa studi kohort besar menunjukkan bahwa wanita yang bekerja shift malam dalam jangka waktu lama (terutama lebih dari 10 tahun) memiliki risiko signifikan lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang bekerja pada jam normal.
Meskipun mekanisme ini kompleks, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) bahkan telah mengklasifikasikan shift work yang melibatkan gangguan ritme sirkadian sebagai "kemungkinan karsinogenik" bagi manusia.
Prioritaskan Tidur, Lindungi Diri Anda
Penelitian ini memberikan pesan yang jelas: tidur bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan biologis yang harus diprioritaskan.
Untuk meminimalkan risiko, para ahli menyarankan:
- Dapatkan 7-9 jam tidur berkualitas setiap malam.
- Jadikan kamar tidur gelap gulita saat Anda tidur untuk memaksimalkan produksi melatonin.
- Batasi paparan cahaya biru dari gawai (ponsel, tablet) setidaknya satu jam sebelum tidur.
Memperbaiki kebiasaan tidur Anda adalah langkah proaktif yang sederhana namun sangat kuat dalam menjaga kesehatan hormonal dan memperkuat pertahanan alami tubuh Anda melawan kanker payudara. Jangan korbankan malam Anda; tubuh Anda berjuang untuk Anda saat Anda beristirahat.
*Jika Anda atau orang yang Anda kasihi sudah terlanjur menderita kanker, Anda bisa melihat rekomendasi herbal atau suplemen untuk kanker DI SINI.
