Mitos atau Fakta: Benarkah Ikan Laut Bisa Detox Racun di Tubuhnya?


Di tengah tren hidup sehat, ikan laut sering disebut sebagai “superfood dari laut” karena kaya akan omega-3. Tapi ada juga anggapan yang menyebar di masyarakat: ikan laut bisa mendetoksifikasi bahan berbahaya dari tubuhnya sendiri, jadi tidak masalah meski lautnya tercemar. Benarkah itu?

Mari kita bahas fakta ilmiahnya — bukan hanya asumsi.


Apa Sebenarnya yang Terjadi di Tubuh Ikan?

Seperti manusia dan hewan lainnya, ikan memang memiliki organ detoksifikasi alami seperti hati dan ginjal. Tapi mekanisme ini tidak sempurna dan sangat terbatas, terutama saat berhadapan dengan racun lingkungan seperti:

  • Merkuri
  • Logam berat (timbal, arsenik, kadmium)
  • PCB (Polychlorinated Biphenyls)
  • Mikroplastik

Zat-zat ini tidak bisa dibuang dengan mudah oleh tubuh ikan, bahkan justru menumpuk (bioakumulasi) di jaringan otot, lemak, atau organ dalam ikan. Apalagi ikan predator besar seperti tuna, hiu, atau makarel raja, mereka justru menyerap racun dari mangsa mereka, dan terus bertambah seumur hidup mereka (biomagnifikasi).


Bukti Ilmiah: Ikan Laut Tidak Bisa Detox Merkuri

Studi dari US Environmental Protection Agency (EPA) menyatakan bahwa ikan tidak memiliki mekanisme efektif untuk membuang metilmerkuri yang masuk ke tubuh mereka.

FAO dan WHO juga menekankan bahwa merkuri dan logam berat tetap berada di tubuh ikan, terutama di otot dan hati.

Oleh karena itu, banyak lembaga kesehatan membatasi konsumsi ikan laut besar, khususnya untuk ibu hamil dan anak kecil.


Bagaimana dengan Mikroplastik?

Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil yang kini ditemukan di hampir semua lautan di dunia. Saat ikan menelannya (baik secara langsung atau melalui plankton/mangsa lain), partikel ini:

  • Menumpuk di saluran pencernaan
  • Sebagian dapat masuk ke jaringan tubuh
  • Tidak dapat dihancurkan oleh sistem metabolisme ikan

Dan saat manusia makan ikan tersebut? Kita ikut mengonsumsinya juga.


Lalu, Ikan Laut Seperti Apa yang Aman?

(1) Pilih ikan laut kecil. Seperti sarden, teri, kembung. Mereka memiliki umur pendek, makanannya tidak mengandung banyak racun, dan jarang mengandung merkuri tinggi.

(2) Batasi konsumsi ikan predator besar. Seperti tuna sirip biru, hiu, makarel besar, yang punya kadar logam berat lebih tinggi.

(3) Perhatikan asal tangkapan. Ikan dari perairan bersih jauh lebih aman daripada dari pelabuhan atau laut yang tercemar limbah industri.


Kesimpulan

  • Mitos: Ikan laut bisa detox racun, jadi tetap aman meski lautnya tercemar.
  • Fakta: Ikan tidak bisa mendetoksifikasi racun berat seperti merkuri, logam berat, dan mikroplastik. Racun ini menumpuk dalam tubuh ikan dan ikut masuk ke tubuh kita saat dikonsumsi.

Rekomendasi sehat:

  1. Konsumsi ikan laut kecil 2–3 kali seminggu (seperti sarden dan teri).
  2. Hindari konsumsi ikan besar terlalu sering.
  3. Pilih ikan air tawar dari perairan alami yang bersih atau budidaya organik.

Jangan hanya karena "katanya sehat", lalu kita menutup mata terhadap kenyataan. Bijaklah memilih ikan, karena ikan yang sehat datang dari laut dan kolam yang juga sehat.

Danton Awan

Seorang praktisi medis holistik Ananopathy yang mempraktekkan pengobatan dengan nutrisi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Follow MedisHolistik.com untuk rutin mendapatkan update artikel via email >> Follow Sekarang <<