Ketika kita membayangkan operasi medis, yang terlintas di pikiran biasanya adalah ruang operasi modern: lampu besar, alat steril, dan dokter berseragam lengkap. Namun tahukah Anda bahwa ribuan tahun sebelum era industri, manusia sudah melakukan tindakan bedah yang kompleks dengan alat sederhana—dan hasilnya menakjubkan?
Mari kita telusuri jejak sejarah dan arkeologi yang membuktikan bahwa operasi medis bukan penemuan baru, melainkan warisan panjang dari peradaban manusia.
1. Trepanasi: Membuka Tengkorak dengan Alat Batu
Di berbagai situs arkeologi dari Peru, Eropa Timur, hingga Afrika, para arkeolog menemukan tengkorak kuno yang berlubang. Ini bukan luka pertempuran, melainkan hasil dari trepanasi—operasi membuka tengkorak untuk mengobati trauma, kejang, atau bahkan gangguan jiwa.Beberapa tengkorak berusia lebih dari 7000 tahun menunjukkan tanda penyembuhan, artinya pasiennya selamat dan hidup setelah operasi—luar biasa, mengingat mereka hanya menggunakan alat batu dan tanpa anestesi modern.
2. Sushruta dari India: Bapak Bedah Plastik Dunia
Sekitar tahun 600 SM, di India kuno, seorang dokter bernama Sushruta menulis teks medis Sushruta Samhita. Di dalamnya, ia menjelaskan lebih dari 300 prosedur operasi, termasuk:
- Rekonstruksi hidung (rhinoplasty) menggunakan kulit pipi atau dahi.
- Operasi katarak dengan teknik yang masih menginspirasi dunia medis.
- Daftar lebih dari 100 alat bedah logam, dari pisau hingga forcep.
Ilmu bedah Sushruta menyebar hingga ke Persia dan dunia Islam, lalu diteruskan ke Eropa ratusan tahun kemudian.
3. Bedah di Mesir Kuno dan Dunia Romawi
Dokumen medis Mesir seperti Papirus Ebers (1500 SM) mencatat prosedur pengobatan luka, pembedahan abses, dan pengobatan mata. Bahkan, ditemukan jari kaki prostetik yang terbuat dari kayu dan kulit, dipakai oleh pasien setelah amputasi.
Di Romawi, penulis medis seperti Galen dan Celsus menjelaskan operasi batu ginjal, pembedahan hernia, hingga penggunaan jahitan.
4. Ilmu Bedah dalam Dunia Islam Abad Pertengahan
Ilmuwan Muslim seperti Al-Zahrawi (Albucasis) dari Andalusia menulis buku Al-Tasrif, yang menjelaskan teknik operasi, perawatan luka, dan ilustrasi alat-alat bedah. Buku ini menjadi rujukan kedokteran selama ratusan tahun di universitas-universitas Eropa.
5. Operasi di Abad Pertengahan Eropa
Meskipun gelap oleh keterbatasan teknologi, para tabib di abad pertengahan tetap melakukan amputasi, pengangkatan tumor, dan operasi mata. Mereka menggunakan bahan alami seperti alkohol, opium, dan herbal sebagai anestesi alami.
Apa Makna Semua Ini Bagi Kita Hari Ini?
Semua bukti di atas menunjukkan satu hal: insting manusia untuk menyembuhkan dan mengoperasi sudah ada jauh sebelum sains modern berkembang. Dengan alat sederhana dan pemahaman anatomi yang mendalam, mereka berani melakukan operasi demi menyelamatkan nyawa—sering kali tanpa perlindungan steril atau anestesi canggih.
Kini, kita hidup di zaman yang lebih maju. Namun semangat untuk menyelami ilmu pengobatan dari berbagai sudut—baik medis modern maupun tradisi kuno—tetap relevan. Karena itulah, pendekatan sains medis holistik menjadi jembatan terbaik untuk menyatukan yang lama dan yang baru, yang alami dan yang ilmiah.
Ingin Belajar Sains Medis Holistik Secara Komprehensif?
Baik Anda seorang dokter, perawat, terapis, atau orang awam yang sedang berjuang melawan penyakit—ilmu medis holistik bisa memperkaya wawasan dan membuka jalan kesembuhan yang lebih dalam.
Kunjungi dutasehat.com dan mulai perjalanan Anda untuk belajar tentang tubuh, penyembuhan, dan harmoni antara sains modern dan kebijaksanaan alam.
Pelajari. Praktikkan. Sembuhlah.
Danton Awan