Sebagai orang Jawa, sejak kecil saya diajarkan pentingnya sopan santun dan etika dalam berinteraksi. Budaya ini mengakar kuat, dan sebenarnya nilai-nilai seperti ini juga ditemukan di hampir semua suku bangsa, meski dalam bentuk dan ekspresi yang berbeda-beda.
Menariknya, nilai etika dan kesopanan ini tidak hanya berlaku dalam hubungan antar manusia. Bahkan ketika kita berdoa — terutama saat memohon kesembuhan — ada baiknya kita tetap membawa sikap hormat dan rendah hati kepada Tuhan. Karena sejatinya, doa adalah bentuk komunikasi dengan Yang Maha Kuasa, dan tentu ada tata krama yang sepatutnya dijaga.
Mengapa Etika dalam Berdoa Itu Penting?
Ketika Anda berdoa, Anda sedang menghadap kepada sesuatu yang lebih tinggi dari diri Anda, yaitu Tuhan. Maka penting untuk tidak bersikap sembarangan atau semata-mata menuntut. Ibarat Anda hendak bertemu seorang tokoh penting, pasti Anda menyiapkan diri, berpenampilan rapi, dan menjaga sikap. Mengapa ketika berdoa justru bersikap seenaknya?
Apalagi jika doa yang Anda panjatkan adalah permohonan untuk kesembuhan — sesuatu yang sangat personal, menyentuh, dan penting bagi hidup Anda.
Etika Doa yang Bisa Anda Coba
Ketika saya dulu mengalami sakit maag yang cukup parah, saya menyadari bahwa penyebab utama sakit saya adalah pola hidup saya sendiri, yaitu: makan sembarangan, stres, begadang — semuanya akumulasi dari keputusan saya sendiri yang salah. Dari situ saya menemukan bahwa sebelum saya meminta kesembuhan, saya perlu merenung dan menyadari kesalahan saya terlebih dahulu.
Berikut adalah urutan doa yang saya rasa lebih "pantas":
-
Doa Memohon Maaf dan Introspeksi
Sebelum meminta sesuatu, ada baiknya kita menyadari kesalahan yang mungkin telah membawa kita ke kondisi ini. Banyak penyakit, terutama yang bersifat degeneratif, tidak datang tiba-tiba. Gaya hidup kita, kebiasaan buruk, atau bahkan emosi yang tak terkendali bisa menjadi pemicunya. Maka sebelum minta sembuh, cobalah minta ampun dulu — dari lubuk hati yang terdalam. Ini lebih "pantas" dilakukan daripada langsung minta sembuh.
-
Doa Memohon Kesembuhan
Setelah Anda mengakui kesalahan, barulah memohon kesembuhan. Tapi ingat, bukan dengan nada menuntut, melainkan memohon dengan kerendahan hati. Jangan anggap kesembuhan itu sebagai “hak” Anda yang otomatis diberikan. Lihatlah itu sebagai karunia yang patut disyukuri.
-
Doa Memohon Petunjuk dan Pemahaman
Sakit bukan hanya tentang fisik yang melemah. Seringkali, ada pelajaran yang hendak disampaikan melalui pengalaman ini. Maka, mintalah petunjuk. Tanyakan dalam hati:
-
Apa yang bisa saya pelajari dari sakit ini?
-
Apa yang perlu saya ubah dalam hidup saya?
-
Bagaimana saya bisa memperbaiki diri, baik secara fisik maupun batin?
-
Apa makna dari semua ini untuk perjalanan hidup saya?
-
Dengan sikap seperti ini, doa Anda bukan hanya menjadi permintaan, tapi juga bentuk refleksi yang mendalam. Dan siapa tahu, melalui proses inilah kesembuhan bukan hanya terjadi secara fisik, tetapi juga secara mental dan spiritual.
Sakit Bisa Jadi Titik Balik
Banyak orang mengalami titik balik penting dalam hidupnya justru melalui sakit. Dari yang semula keras kepala jadi lebih lembut. Dari yang semula ceroboh jadi lebih bijak. Dari yang semula terlalu sibuk hingga lupa keluarga — jadi lebih menyadari pentingnya waktu dan kebersamaan.
Sakit memang tidak enak. Tapi kalau Anda bisa memetik hikmahnya, bisa jadi sakit itu adalah jembatan menuju kehidupan yang jauh lebih baik.
Danton Awan
PS: Jika Anda merasa tulisan ini bermanfaat, silakan bagikan ke orang lain atau ke media sosial Anda. Siapa tahu bisa menjadi inspirasi atau penghiburan bagi yang sedang membutuhkan.